Selamat Datang di
Website Himpunan Keluarga Maula Aidid

Al-Imam Muhammad Maula Aidid mendirikan rumah dan masjid kecil di lembah Aidid. Tidaklah orang-orang datang ke lembah tersebut kecuali untuk melaksanakan shalat jum’at atau berziarah kepada para Ahli Khair dan para Sholihin.

Suatu Ketika Al-Imam ditanya oleh beberapa orang : “Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah masjid yang juga dipakai untuk shalat jum’at sedangkan dilembah ini tidak ada penghuninya”.. Lalu beliau menjawab :” Nanti akan datang suatu zaman yang mana di zaman tersebut banyak sekali ummat yang datang kelembah ini dan bertabaruk “.

Untitled Document

Wasiat Muhammad Maula Aidid

Ketahuilah wahai saudaraku, jika engkau meminta keselamatan dalam dirimu, maka engkau wajib menuntut ilmu yang bermanfaat, karena ilmu itu adalah pusat dan sumber setiap sesuatu dan kebaikan. Kebaikan, ketaatan semuanya terdapat didalam menuntut ilmu yang bemanfaat dan pengamalannya. Ilmu yang bermanfaat terdapat dalam kitab-kitab karangan Al-Imam Ghozali, maka tuntutlah olehmu kitab Bidayatul Hidayah dan Kitab Ihya 'Ulumuddin, karena kita tersebut menjelaskan kepadamu tentang ilmu yang bermanfaat dan menyelamatkan, menjauhkan dan menjaga dirimu dari perbuatan yang tidak baik. Menuntut ilmu yang bermanfaat itu merupakan pondasi. Walaupun orang yang jahil (bodoh) melakukan ibadah kepada Allah dengan melakukan ibadah seperti semua penduduk langit dan bumi, maka tetap saja orang tersebut orang yang merugi disebabkan kebodohannnya. Berhati-hatilah engkau bergaul dan berkumpul kepada orang yang buruk akhlaknya, karena pembicaraan mereka manis, tetapi perbuatannya buruk berlawanan dengan ucapannya, maka berhati-hatilah.

            Dituntut engkau agar berbuat tawadhu (berendah hati) dengan semua makhluk, dan agar bersedih akan dosa-dosa dan kekurangan amal engkau, karena bersedih itu dapat menumbuhkan sifat tawadhu dan tawadhu itu merupakan tempat kebaikan semuanya, sedangkan takabur (sombong) merupakan tempat kejelekan. Tidaklah kamu dapat mengetahui untuk tawadhu kecuali dengan ilmu, maka dituntut untukmu berilmu dan mendengarkan dari ahlinya dan peliharalah selalu ilmu tersebut, karena sesungguhnya ilmu itu cahaya, kebodohan itu merupakan kegelapan. Tidak bermanfaat kebaikan seseorang dengan cahaya kesombongan dan sebaliknya dengan tawadhu seorang tidak rusak akhlaknya. Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu akan menjurus kepada lebih banyak kerusakan daripada kebenarannya.

            Dituntut atasmu berbakti kepada kedua orang tua, berbaktilah kepada keduanya, mintalah keridhoan dari keduanya dan berlemah lembutlah kepada keduanya, ayahmu, ibumu, kakekmu, nenekmu dan seterusnya keatas. Adapun dari sisi rahim (silaturahmi) seperti saudara laki-laki dan perempuan, paman dan bibimu baik dari sisi ayah maupun ibu dan terus keturunan mereka dan juga kerabatmu semuanya berbuat baiklah semampumu. Kepada Istrimu lebih lemah lembut dan pergauli dengan baik baik, terhadap pekerja/pembantu baik-baiklah terhadapnya walaupun ada kekurangannya, jika ia lalai sebutkanlah perbuatan-perbuatan baiknya yang lalu. perbaikilah akhlakmu terhadap mereka khususnya dan semua makhluk umumnya, karena kebaikan terdapat pada baiknya akhlak dan kejahatan terdapat pada buruknya akhlak.

 

Hati-hatilah dari perkumpulan pemimpin yang dzolim, janganlah engkau tertipu pada ucapan mereka karena dalam ucapannya terdapat penghianatan dan pengrusakan yang hanya mereka yang mengetahuinya dan janganlah ucapan mereka  dan pertemuan dengan mereka dapat menipumu, karena dalam ucapannya tersebut terdapat tipu muslihat walaupun kelihatannya baik tapi didalamnya ada kejahatan, walaupun ia datang kepadamu dengan pengetahuan,  akal dan ilmu semua perkataannya tipuan belaka karena perkataan dan hati mereka selalu berbeda. Janganlah sampai engkau tertipu dari ucapan mereka dan manisnya lidah mereka, bahkan jauhilah dirimu dari mereka semampumu, larilah engkau dari mereka seperti larimu dari singa, karena mereka merusak dirimu, agamamu dan duniamu kapan saja. Siapa yang mencintai dan duduk bersama mereka maka orang tersebutpun sama dalam golongan mereka.

 

Hati-hatilah engkau dari Ulama yang mendekati diri kepada kerajaan/pemerintah dengan tujuan mendapatkan kedudukan, kepopuleran, hasad, ghibah, memfitnah dan lainnya, mereka menganggap bahwa maksud mereka adalah baik dan tujuan mereka memberi manfaat kepada manusia, demi Allah mereka itu pendusta. Maka sangat hati-hatilah engkau dengan mereka, karena kejahatan mereka sangat jelas terhadapmu.

 

Bertekadlah untuk bersabar melawan hawa nafsu, karena mengikuti hawa nafsu merupakan bakteri penyakit yang berbahaya, dan tidak mengikutinya merupakan obat yang berkhasiat, akan tetapi engkau tidak akan misa mencapainya kecuali dengan pengetahuan dan ilmu, maka carilah dan tuntutlah ilmu jangan sombong dan merasa enggan bertanya kepada Ulama Akhirat dan tekunilah. Tuntutlah ilmu dari mereka dimanapun mereka berada dan jangan malas karena malas menuntut ilmu merupakan kefakiran. Kesombongan membawamu pada urusan duniamu dan membawa hawa nafsumu besar.

 

Aku berwasiat kepada engkau agar bermurah hati dan ringan tangan di dunia, karena orang pemurah itu dekat dengan Allah SWT. Berhati-hatilah terlalu semangat terhadap dunia, kurangilah, karena meninggalkan dunia itu lebih baik daripada engkau tenggelam didalamnya. Ketahuilah olehmu sesungguhnya mencintai dunia itu pangkal semua kesalahan. Sebagian tanda makruh kepada dunia adalah mengumpulkan harta, siapapun yang mengumpulkannya itu akan mati dan meninggalkannya, berapa waktu umur manusia di dunia ?. Aku berwasiat kepadamu dalam jiwamu wahai saudaraku, sesungguhnya hartamu itu fitnah atasmu, dan semua makhluk itu fitnah atasmu, dan semua ini fitnah-fitnah atasmu, sedangkan engkau lalai untuk mendapat ridho dari Tuhanmu dan engkau menyia-nyiakan waktu dari pagi sampai sore.

 

Dituntut atas kamu wahai saudaraku, menjaga keselamatan untuk dirimu, janganlah engkau mempersulit atas dirimu karena Allah SWT, dialah yang Maha Penolong, Maha membantu dari semua hamba-hambanya yang shaleh lagi arifin, tawadhu, saling berwasiat lagi saling mencintai dijalan Allah dan Rasulnya. Semoga Allah memberi manfaat kepada kami dan melindungi kami dari kejahatan nafsu dan dari tipu daya syaitan.

 

Terimalah wahai saudaraku nasehat ini, sekalipun kurang dan ditulis dengan terburu-buru dan tanpa hati yang hadir, jika aku menghendaki akan aku tulis seribu lembar. Mudah-mudahan Allah memperbaiki hati kami, mengampuni dosa, menerima dan memberi taubat kami, seandainya tidak ada rasa mahabbah (kecintaan) niscaya tidak ditulis lembaran-lembaran ini. Wassalam.


[1]