Selamat Datang di
Website Himpunan Keluarga Maula Aidid

Al-Imam Muhammad Maula Aidid mendirikan rumah dan masjid kecil di lembah Aidid. Tidaklah orang-orang datang ke lembah tersebut kecuali untuk melaksanakan shalat jum’at atau berziarah kepada para Ahli Khair dan para Sholihin.

Suatu Ketika Al-Imam ditanya oleh beberapa orang : “Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah masjid yang juga dipakai untuk shalat jum’at sedangkan dilembah ini tidak ada penghuninya”.. Lalu beliau menjawab :” Nanti akan datang suatu zaman yang mana di zaman tersebut banyak sekali ummat yang datang kelembah ini dan bertabaruk “.

Al-Habib Ali Bin Abdurahman Al-Habsyi

Silsilahnya adalah : Al-Habib Ali bin Abdurahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husein bin Abdurahman bin Husein bin Abdurahman bin Hadi bin Ahmad ( Shohib Syi’ib ) Al-Habsyi. Beliau dilahirkan di Kwitang pada hari Minggu tanggal 20 Jumadil Akhir 1286 Hijriyyah bertepatan dengan tanggal 20 April 1870 M.  Ayahnya, Al-Habib Abdurahman Alhabsyi kelahiran Semarang kemudian pindah ke Jakarta dan menikah dengan Hajjah Salmah seorang puteri Betawi Asli yang berasal dari Jatinegara. Al-Habib Abdurahman Alhabsyi wafat di Jakarta pada tahun 1296 H dan dikuburkan di Cikini, sedangkan Hajjah Salmah wafat tanggal 2 Rajab 1351 Hijriyyah, dikuburkan di Tanah Abang .                                                                                     

Setelah Al-Habib Ali berumur 10 tahun ayahnya meninggal dunia, tidak lama kemudian Al-Habib Ali dikirim belajar ke Hadramaut sesuai wasiat ayahandanya,  di Hadhramaut berguru kepada para ulama dan auliya', diantaranya :

  1. Al-Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi
  2. Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas
  3. Al-Habib Hasan bin Ahmad Alaydrus
  4. Al-Habib Zein bin Alwi Ba’bud
  5. Assyekh Hasan bin Awadh bin Mukhaddam

Selain itu Al-Habib Ali menghadiri majelis ilmu Al-Habib Abdurahman bin Muhammad Al-Masyhur mufti Al-Diyar Al-Hadramiyah, Al-Habib Umar bin Idrus bin Alwi Alaydrus serta Al-Habib Alwi bin Abdurahman Al-Masyhur. Pada tahun 1300 H. menghadiri majelis Maulid yang diselenggarakan oleh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Pada saat itu hadir pula Al-Habib Al-Quthub Ahmad bin Muhammad Al-Muhdhor beserta anak-anaknya.                                                           

Pada tahun 1303 H., Al-Habib Ali Pulang ke tanah air setelah bermukim selama 6 tahun. Ketika berada di Indonesia, umur beliau 16 tahun  dan melanjutkan belajar kepada :

  1. Al-Habib Usman bin Abdullah bin Yahya
  2. K.H.Abdul Hamid, Jatinegara
  3. K.H.Mujtaba bin Ahmad, Jatinegara
  4. Al-Habib Muhammad bin Alwi Al-Shulaibiyah Alaydrus
  5. Al-Habib Salim bin Abdurahman Al-Jufri
  6. Al-Habib Husin bin Muchsin Al-Atthas
  7. Al-Habib Abdullah bin Muchsin Al-Atthas, Bogor
  8. Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas, Pekalongan
  9. Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor, Bondowoso
  10. Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi
  11. Al-Habib Ahmad bin Muchsin Al-Hadar, Bangil

Setelah usia mencapai 20 tahun Al-Habib Ali menikah dengan Hababah Aisyah keluarga Al-Saqqaf dari Banjarmasin. Pada tahun 1311 H., berangkat Ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji serta menuntut ilmu kepada :

  1. Syech Muhammad Said Babshil
  2. Al-Habib Umar bin Muhammad Syatha’
  3. Musyaikh Umar bin Abi Bakar Bajunaid
  4. Al-Habib Abdullah bin Muhammad Sholih Al-Zawawi
  5. Syekh Umar Hamdan Al-Maghribi
Di Kota Madinah Al-Munawwaroh belajar kepada : Habib Ali bin Ali Alhabsyi, Habib Abdullah Jamalullail ( Syekh Al-Asaadah ) dan Syekh Sulaiman bin Muhammad Al-Azab, anak dari pengarang kitab Maulid Azab.

Harumnya nama Al-Habib Ali menjadi pembicaraan ramai. Kemasyhurannya tersebut sampai dibuatkan syair oleh beberapa pujangga di antaranya : Al-Habib Muhamnmad Al-Muhdor, Sayyid Ahmad Assaqaf, Syekh Fadhil Irfan, Soleh bin Ali Al-Hamid, Toha bin Abu Bakar Assaqaf dan Syekh Yusuf bin Ismail Al-Nabhani pun memasukkan nama Habib Ali dalam kitabnya yang bernama Jami’ Karamat Al-Auliya juz 2 halaman 362.          

Al-habib Ali bin Abdurahman Al-Habsyi wafat pada hari Minggu 20 Rajab 1388 H. bertepatan tanggal 13 Oktober 1968 M. dalam usia 102 tahun di makamkan di Masjid Arriyadh yang dipimpinnya sejak ia masih muda, ribuan orang berbondong-bondong melakukan takziah ke kediamannya  di Kwitang, Jakarta Pusat, yang sekaligus menjadi majelis ta’lim tempat ia mengajar.

 Sumber dari Buku Menelusuri Silisilah Suci Bani Alawi–Idrus Alwi Almasyhur