Selamat Datang di
Website Himpunan Keluarga Maula Aidid

Al-Imam Muhammad Maula Aidid mendirikan rumah dan masjid kecil di lembah Aidid. Tidaklah orang-orang datang ke lembah tersebut kecuali untuk melaksanakan shalat jum’at atau berziarah kepada para Ahli Khair dan para Sholihin.

Suatu Ketika Al-Imam ditanya oleh beberapa orang : “Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah masjid yang juga dipakai untuk shalat jum’at sedangkan dilembah ini tidak ada penghuninya”.. Lalu beliau menjawab :” Nanti akan datang suatu zaman yang mana di zaman tersebut banyak sekali ummat yang datang kelembah ini dan bertabaruk “.

ASSAYYID ABDURRAHMAN BIN SYEKH AIDID

Assayyid Al-Imam Assekh Al-‘Alim, Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Abdurrahman bin Syekh Aidid dikatakan dalam kitab ASSYAJARAH , Beliau adalah salah satu dari Pembesar Ulama yang arif, seorang Imam yang memberi petunjuk,  apabila melihat kemungkaran bergegas untuk menghilangkannya, tidak takut akan kekerasan apapun dari orang-orang yang berbuat zholim, beliau mendapati masa bersama Assyekh Abubakar bin Salim dan lainnya Imam Alhaddad yang menimba ilmu dengannya juga yang lainnya, wafat pada tahun 1068 H. Sejarah manaqib beliau tertulis di kitab ‘IQDI AL- JAWAAHIR dan SYARAH AL ‘AINIAH.

Al-‘Alamah Sayyid Muhammad bin Zein bin Smith menulis tentang beliau dalam kitabnya GHOOYATUL QOSD WAL MUROD  FI MANAQIB AL-HABIB ABDULLAH AL-HADDAD dalam perkataannya pada penutup kitab yang mengandung tarjamah para pembesar Ulama yang merupakan guru dan murid Al-‘arif Billah Assayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad dan yang hidup bersama pada zamannya, memujinya serta menulis/menyebutkan tentang sejarah, keadaan, manaqib mereka sampai dikatakan “ diantara  mereka adalah dua orang wali yang sholeh, yang mulia, Al-‘arif Billah, Al-‘alim Al-‘alamah Abdurrahman bin Syekh Maula Aidid Ba’alawi dan anaknya Syekh bin Abdurrahman, keduanya adalah hamba-hamba Allah yang sholeh dan walinya yang mempunyai Ilmu yang luas dan keramatnya yang tersebar. Assayiid Syekh menimba ilmu dari ayahnya Assayyid Abdurrahman bin Syech Aidid.

Assayyid Abdurrahman bin Syech Aidid belajar dari :Assayyid Al-Imam Abubakar bin Salim Ba’alawi , Sayyid Abdullah bin Ahmad Al-Idrus yang terkenal dengan julukan ( Shohibut toogoh ) , dan Assyekh Abdullah bin Syekh Al-Idrus, beliau membaca padanya kitab Tajul ‘Arus yang ditulis oleh Ibn “Athoillah Assuadzili. Pada suatu hari gurunya berkata padanya tentang kitab tersebut tentang apa arti kitab tersebut ( Tajul ‘Arus ) maka berkata gurunya kepadanya : “ kamu adalah Tajul ‘Arus ( Mahkota Penganten )

Assayiid Abdurahman adalah seorang yang diberikan Allah ilmu dan amal, banyak pembesar Sadah bani ‘Alawi dan lainnya mengambil ilmu ( belajar darinya ) diantaranya adalah anaknya  ( Syekh bin abdurahman), Assayyid Ahmad Alhinduan, Assayyid Abdullah bin Muhammad ba’alawi Almadani, Assyid, Assayyid Muhammad Muqebel ba’alawi dan yang terbesar dan banyak menuntut ilmu darinya adalah Al-Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad yang selalu datang padanya.

Beliau seorang yang sangat mengerti tentang masalah tasawuf dan penjabaran istilah-istilahnya, orang yang ahli ibadah, berakhlak yang baik dan mempunyai ikatan yang sangat kuat dengan Al-habib Husein bin Abdurahman Alhabsyi diantara yang belajar dengannya adalah anaknya Assayyid Syekh, Assayyid Abdullah bin Muhammad Qosam, Assyekh Muhammad bin Mur’i Assyibani yang bertempat tinggal di Makkah dan aku hidup bersamanya beberapa tahun dan mendo’akanku dengan bermacam-macam do’a. Adapun kepribadiannya selalu berbuat kebajikan dan apabila melihat kemungkaran bergegas menghilangkannya dan tidak takut akan perlawanan orang yang zholim atau apapun dan wafat serta dikubur dipekuburan Tarim.

Adapun Assayyid Abdurrahman bin Syekh Aidid dan anaknya Syekh apabila kedatangan Sayyid Alhaddad mengkhususkan untuk duduk diatas ranjang tidak seperti yang lainnya.

            Berkata Al-Habib Abdurahman bin Syekh Aidid bahwasanya Assyekh Abubakar bin Salim memandang kepadaku dengan pandangan yang aku tidak mengerti/memahaminya kecuali setelah 40 tahun dan dalam kitab ‘Iqdil Jawahir Wadduror dikatakan aku tidak memahaminya/mengerti kecuali setelah 14 tahun. Semoga masalah ini ada dua riwayat yang meriwayatkan. Wallahu a’lam.

            Assayyid Abdurrahman Aidid mempunyai tiga saudara, Ahmad Almajzdub, Husin Almajzdub dan Abdullah. Mempunyai anak Syekh, Ahmad, Salim dan Muhammad. Assayyid Abdurrahman lahir di Tarim dan wafat juga di Tarim dan dikubur dipemakaman keluarga ‘Alawi.  Adapun  ayah Al-Habib Abdurrahman yaitu Assayyid Syekh bin Abdurrahman wafat di Ahmad Abad India pada tahun 998 H.