Selamat Datang di
Website Himpunan Keluarga Maula Aidid

Al-Imam Muhammad Maula Aidid mendirikan rumah dan masjid kecil di lembah Aidid. Tidaklah orang-orang datang ke lembah tersebut kecuali untuk melaksanakan shalat jum’at atau berziarah kepada para Ahli Khair dan para Sholihin.

Suatu Ketika Al-Imam ditanya oleh beberapa orang : “Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah masjid yang juga dipakai untuk shalat jum’at sedangkan dilembah ini tidak ada penghuninya”.. Lalu beliau menjawab :” Nanti akan datang suatu zaman yang mana di zaman tersebut banyak sekali ummat yang datang kelembah ini dan bertabaruk “.

Al-Habib Muhammad Bin Hasan Bin Ahmad Aidid

Al-Habib Muhammad bin Hasan bin Ahmad Aidid mempunyai perangai yang terpuji dan mulia juga ilmuwan serta kewalian yang tak mungkin tertulis karena keluasan ilmunya.

Lahir pada malam berkah tanggal 25 Ramadhan tahun 1290 H. di Wadi Aidid, Tarim. Ketika dilahirkan ayahnya berada di Masjid Maula Aidid sedang menghadiri Khatamul Qur'an. Setelah mendengar kelahiran puteranya orang-orang serentak malam itu memukul gendang karena mendengar kabar gembira tersebut. Walaupun ayahnya mempunyai mata yang rabun, tapi beliau sangat gembira dalam hal ini.

 Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid mendapat pengasuhan serta pendidikan dari ayahnya, ayahnya sangat memperhatikan tarbiyah kepadanya, sehingga ayahnya banyak dirumah. Ketika berumur 6 tahun, selalu diajak ayahnya duduk di Masjid atau i'tikaf dan jika menemui salah seorang sholihin, ayahnya menyuruh cium tangan kepada orang sholihin tersebut dan meminta do'anya. Begitulah yang sering dilakukan ayahnya terhadapnya, sampai beliau sakit dan akhirnya wafat. Ayahnya wafat tahun 1297 H., sedangkan Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid belum genap berumur 7 tahun.

Kemudian ibunya meneruskan pendidikan Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid mengirimnya belajar pada Syekh Abdurahman bin Muhammad bin Sulaiman Bahami di tempatnya Syekh Kutub Abdullah bin Abubakar Alaydrus hingga selesai mempelajari Al-Qur'an. Setelah menanjak dewasa beliau keluar Hadhramaut untuk mencari rezeki, bertemu, duduk dan mengambil ilmu dengan ulama-ulama besar khususnya di daerah Jawa, diantaranya Al-Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi, Al-Habib Alwi bin Muhammad Alhaddad, Al-Habib Muhammad bin Aqil bin Abdullah bin Umar bin yahya dan saudaranya Umar bin Agil bin Yahya, Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Husein bin Thahir serta banyak lagi dari ulama-ulama lainnya. Di Tarim diantaranya  Al-Habib Abdurahman bin Muhammad Almasyhur yang disebutkan didalam Tuhfatul Mustafid, bahwasanya Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid mengambil ilmu darinya, selalu bersamanya, menshohibnya (menemaninya), menghadiri pelajaran-pelajaran dan majelis-majelisnya.

Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid mempunyai hubungan erat dengan Al-Alamah Al-Habib Umar bin Hasan bin Abdullah Alhaddad karena sering berkunjung ke Al-Hawi, Tarim dan belajar bermacam-macam ilmu kepadanya sehingga mendapat ijazah darinya. Juga mempunyai hubungan yang erat dengan beberapa sayyid yang mempunyai keutamaan dan kewalian yang ada pada zaman itu, seperti Sayyid Al-Wali Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Alkaff, Syekh bin Idrus bin Muhammad Alaydrus, Muhammad bin Ibrahim bin Idrus Bilfaqih, Muhammad bin Abdullah bin Umar bin yahya, Husein bin Umar bin Sahal Maula Dawilah.

Pada awal bulan Muharram tahun 1304 H. Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid mengadakan perjalanan dengan idzin dari guru-gurunya menuju Jawa, sehingga beliau banyak menimba ilmu pada saat berada di Jawa dari ulama-ulama ketika itu. Kemudian awal tahun 1309 H. beliau kembali kenegeri asalnya melalui kota Aden, dan menetap di kota Tarim bersama para ulama-ulama zaman itu seperti Assayyid Al-Alamah Abdurahman bin Muhammad bin Husein Almasyhur hingga wafatnya Assayyid Abdurahman Almasyhur tahun 1320 H.

Setelah wafatnya Assayyid Abdurahman Almasyhur, beliau berkunjung kedaerah Du'an. Dan di daerah Du'an beliau banyak mengambil ilmu dari guru-guru yang ada di daerag Du'an hingga beliau kembali ke Tarim pada bulan Rajab tahun 1320 H.

Kemudian kembali ke Hadhramaut dan menetap guna memperbanyak ibadah, berkunjung kepada para sholihin atau tempat-tempat yang berkah dan majelis-majelis. Akhir umurnya beliau tinggal di Hadhramaut, mensupport ahli da'wah dalam penyebarannya dan terkadang mengumpulkan mereka dan semua orang terutama ketika terjadi kesusahan, kekeringan untuk membaca hadits Bukhori. Kemudian mengkhususkan bacaan tersebut pada bulan Ramadhan dan 6 hari dibulan Syawwal dan mengkhatamkannya dengan dihadiri pemimpin negeri, ulama-ulama dan orang banyak.

Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid mulai sakit tanggal 21 Muharram 1361 H. hingga wafat pada hari Sabtu 28 Muharram 1361 H. dan dikuburkan pada hari Minggu di Zanbal, Tarim di sholati oleh Al-Habib Abdullah bin Umar bin Ahmad Assyatiri.

Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid orang yang kasyaf dan mempunyai karomah serta nampak sesuatu pada dirinya faedah-faedah, berita keajaiban dan kelembutannya diantara keajaibannya adalah, tatkala beliau sakit diatas kasur, beliau mengatakan akan waktu meninggalnya, akan banjir di Tarim yang akan mencapai ketinggian sekian. Beliau memberi wasiat agar dimandikan dengan air tersebut karena air tersebut adalah air kautsar. Al-Habib Muhammad bin Hasan Aidid sering mengingat air kautsar. Sehingga beliau selalu menyuruh orang yang duduk disekelilingnya agar selalu membaca : " Allahu Nurussamaawaati wal ardh........sampai akhir ayat " , mulai saat itu beliau tidak mau minum dan makan kecuali susu. Al-Habib Muhammad bin Hasan meninggal pada waktu ia tentukan. Itu semua atas ketentuan Allah. Beliau dimandikan dengan air tersebut. Allah merahmatinya dengan rahmat orang yang dekat dengan Allah. Ditempatkan di Syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai dan semoga Allah memberikan kepada kita manfaatnya dan orang-orang yang sepertinya dari orang-orang yang sholeh. Amiin.......

Penyusun : Alwi Husein Aidid
Sumber kitab Qobasaatu Annur dan Lawaama'u Annur.