Selamat Datang di
Website Himpunan Keluarga Maula Aidid
Al-Imam Muhammad Maula Aidid mendirikan rumah dan masjid kecil di lembah Aidid. Tidaklah orang-orang datang ke lembah tersebut kecuali untuk melaksanakan shalat jum’at atau berziarah kepada para Ahli Khair dan para Sholihin.
Suatu Ketika Al-Imam ditanya oleh beberapa orang : “Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah masjid yang juga dipakai untuk shalat jum’at sedangkan dilembah ini tidak ada penghuninya”.. Lalu beliau menjawab :” Nanti akan datang suatu zaman yang mana di zaman tersebut banyak sekali ummat yang datang kelembah ini dan bertabaruk “.
Al-Habib Sholeh Bin Muhsin Alhamid
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid dilahirkan di Korbah Ba Karman ( Wadi 'Amd ), Hadramaut pada tahun 1313 Hijriyah. Ayahnya adalah Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid yang terkenal dengan sebutan Al-Bakry-Al-Hamid, adalah seorang sholihin dan seorang wali yang arif juga sangat dicintai dan disegani oleh masyarakatnya. Sedangkan ibunda beliau seorang wanita sholihah yaitu Aisyah dari keluarga Al-Abud Ba Umar dari masyaikh Al-'Amudi.
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid mempelajari Al-Qur’an kepada seorang guru yang bernama Said Ba Mudhij, di Wadi Amd. Sedangkan Ilmu Fiqh dan tasawuf dipelajari dari ayahnya sendiri Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid.
Pada usia 26 tahun bertepatan bulan keenam tahun 1921 M, dengan ditemani Assyaikh Al-Fadil Assoleh Salim bin Ahmad Al-Askariy, Al-Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut menuju Indonesia. Mereka berdua singgah di Jakarta untuk beberapa saat, kemudian menuju ke Lumajang di kediaman sepupunya Al-Habib Muhsin bin Abdullah Al-Hamid. Al-Habib Sholeh menetap di Lumajang untuk beberapa lama, kemudian pindah ke Tanggul, Jember, Jawa Timur dan akhirnya menetap di sana hingga akhir hayatnya. Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid lebih akrab dengan sebutan Habib Sholeh Tanggul
Di Tanggul, Habib Sholeh mendirikan Masjid yang diberi nama Masjid Riyadus Sholihin bermula dari hadiah sebidang tanah dari seorang Muhibbin Almarhum Haji Abdurrasyid kepada Habib Sholeh, yang kemudian diwakafkan dan didirikan Masjid diatasnya.
Habib Sholeh berda'wah kepada masyarakat sekitar tidak kenal lelah, selalu mengajak ummat shalat berjama'ah dan tidak meninggalkannya. Anatara Maghrib dan Isya di isi dengan membaca Al-Qur'an dan wirid-wirid. Selepas shalat ashar membaca kitab An-Nashoih Dinniyah karya Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
Habib Sholeh wafat di Tanggul ketika senja pada hari Sabtu, tanggal 8 Syawal 1396 Hijriyah ( 1976 M.) dalam usia 83 tahun. Beliau wafat setelah berwudhu dan sebelum sempat melaksanakan shalat Maghrib. Dimakamkan pada hari Minggu , tanggal 9 Syawal 1396 Hijriyah, setelah shalat Dzohor di samping kiblat Masjid Riyadus Sholihin, Tanggul, Jember,Jawa Timur
Habib Sholeh meninggalkan 6 putra-putri : Al-Habib Abdullah, Al-Habib Muhammad, Syarifah Nur, Syarifah Fatimah, Al-Habib Ali dan Syarifah Khadijah.