Selamat Datang di
Website Himpunan Keluarga Maula Aidid

Al-Imam Muhammad Maula Aidid mendirikan rumah dan masjid kecil di lembah Aidid. Tidaklah orang-orang datang ke lembah tersebut kecuali untuk melaksanakan shalat jum’at atau berziarah kepada para Ahli Khair dan para Sholihin.

Suatu Ketika Al-Imam ditanya oleh beberapa orang : “Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah masjid yang juga dipakai untuk shalat jum’at sedangkan dilembah ini tidak ada penghuninya”.. Lalu beliau menjawab :” Nanti akan datang suatu zaman yang mana di zaman tersebut banyak sekali ummat yang datang kelembah ini dan bertabaruk “.

Mawaa'izh

ADZAN TERAKHIR SAHABAT BILAL

by TAUFIK BIN ABUBAKAR ALAYDRUS

Bilal ditunjuk sebagai Mu’adzin oleh Nabi Muhammad SAW karena suaranya yang indah. Beliau tidak pernah berpisah dengan Nabi Muhammad SAW, kemanapun Nabi Pergi. Hingga wafatnya Nabi Muhammad SAW. Semenjak itulah Bilal menyatakan diri tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Sayyidina Abubakar memintanya untuk jadi mu’adzin kembali, dengan hati pilu Bilal berkata : “ Biarkan aku jadi muadzin Nabi Muhammad SAW Saja. Nabi telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi. “

Sayyidina Abubakar terus mendesaknya, dan Bilal pun bertanya : “Dahulu, ketika engkau membebaskanku dari siksaan Umayyah bin Khalaf. Apakah engkau membebaskanku karena dirimu atau karena Allah ?”.Sayyidina Abubakar hanya terdiam. “ Jika engkau membebaskanku karena dirimu, maka aku bersedia jadi muadzinmu. Tetapi jika engkau dulu membebaskanku karena Allah, maka biarkan aku dengan keputusanku.”  Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi terus mengendap di hati Bilal dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggal Madinah, dia ikut pasukan fath ISLAMY menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria. Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Nabi Muhammad SAW hadir dalam mimpinya, dan menegurnya : “ Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku ?. Kenapa sampai begini ?.” Bilalpun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke madinah, untuk ziarah pada Nabi Muhammad SAW, sekian tahun sudah dia meninggalkan Nabi. Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada nabi pada sang kekasih. Ketia itu, Umar bin Khatab yang telah jadi khalifah, memohon Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja, tapi Bilal tetap menolaknya. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucunda Nabi Muhammad SAW itu. Salah satu dari kedua berkata kepada Bilal : “ Pamam, maukan engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami ?  Kami ingin mengenang kakek kami”.

Bilal menangis dan berkata, "Bagaimana aku bisa menolak permintaan Cucu Rasulullah saw. Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Nabi masih hidup. Mulailah dia mengumandangkan adzan.
Saat lafadz
“الله اكبر” dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun2 hilang, suara yang mengingatkan pada sosok nan agung, suara yang begitu dirindukan, itu telah kembali, bahkan ada yg teriak “ Rasululla hidup kembali..”

Ketika Bilal meneriakkan kata “اشهدان لااله الاالله”, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu, bahkan para gadis dalam pingitan pun keluar.

Dan saat Bilal mengumandangkan “اشهدان محمدارسول الله”, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa2 indah bersama Nabi Muhammad SAW. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.

Hari itu, madinah mengenang masa saat masih ada Nabi Muhammad SAW. Tak ada pribadi agung yang begitu dicintai seperti Nabi Muhammad SAW. Dan adzan itu, adzan yang tak bisa dirampungkan itu, adalah adzan pertama sekaligus adzan terakhirnya Bilal, semenjak Nabi Muhammad SAW wafat dia tak pernah bersedia lagi mengumandangkan adzan, sebab kesedihan yang sangat segera mencabik2 hatinya mengenang seseorang yang begitu ia Cintainya.. dan karenanya derajatnya terangkat begitu tinggi..

Ya Allah anugerahi hati kami cinta Rasulullah SAW seperti sahabat Agung Bilal mencintainya.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه أجمعين

 

Oleh : Taufik bin Abubakar Alaydrus